Selasa, 29 Mei 2012

KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA DI ERA KOLONIAL BELANDA

KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA DI ERA KOLONIAL BELANDA Oleh: Suminto Fitriantoro, S.Pd Pengajar Sejarah di LBB Sony Sugema College Cabang Bojonegoro Pelaksanaan politik etis sebagai wujud balas budi atas jasa-jasa masyarakat Indonesia terhadap pelaksanaan Tanam Paksa (cultur stelsel) di Indonesia yang digagas oleh Van De Venter membawa angin perubahan bagi bangsa Indonesia khususnya dibidang pendidikan. Dengan pelaksanaan politik etis tersebut maka pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah-sekolah formal di Indonesia mulai dari tingkat dasar, menengah dan atas. Eksistensi sekolah-sekolah formal tersebut mampu melahirkan golongan-golongan terpelajar di Indonesia serta mengubah pola perjuangan bangsa dari kedaerahan menuju persatuan dan kesatuan serta berdampak pula terhadap lahirnya organisasi-organisasi pergerakan nasional Indonesia yang identik dengan “kebangkitan nasional”. Sistem pendidikan yang diterapkan pada sekolah-sekolah Hindia Belanda sudah bisa dibilang komplek, mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, kegiatan belajar mengajar serta susunan birokrasi pendidikan yang sistematis. Dalam hal ini penulis ingin membeberkan tentang kurikulum pendidikan Indonesia di era kolonial Belanda mulai dari tingkat sekolah dasar (HIS, HCS, ELS), sekolah menengah pertama (MULO), sekolah menengah atas (AMS) dan sekolah menengah kejuruan (HBS). Kurikulum HIS, HCS dan ELS Sekolah-sekolah Hindia Belanda yang setara dengan sekolah dasar terbagi menjadi tiga yakni HIS (Hollands Inlandse School) yang didirikan untuk golongan pribumi, HCS (Hollands Chinese School) untuk orang-orang Cina di Indonesia dan ELS (Europese Lagere School) untuk golongan orang-orang Eropa di Indonesia. Kurikulum untuk sekolah-sekolah tersebut lebih ditekankan pada pelajaran-pelajaran seperti membaca, menulis, berhitung dan bebahasa, setelah memasuki kelas empat maka pelajarannya pun ditambah dengan pelajaran ilmu bumi dan pelajaran bahasa yang meliputi bahasa daerah, Melayu, Belanda dan Perancis. Bahasa Belanda dan Perancis menjadi bahasa pengantar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan pada sekolah-sekolah tersebut minimal dapat ditempuh selama 7 tahun dan metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode ceramah bervariasi. Guru-guru yang mengajar pada sekolah-sekolah jenjang HIS, HCS dan ELS ini adalah guru-guru dari belanda dan guru-guru dari orang pribumi yang telah lulus dari sekolah HKS (Hogere Kweekschool) atau sekolah guru. Sementara itu, untuk jabatan kepala sekolah dijabat oleh orang Belanda yang mempunyai ijasah kepala sekolah (Hoofdacte). Kurikulum MULO MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) adalah sekolah Hindia Belanda yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekarang. Sekolah ini didirikan pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1903 di Bandung dan Yogyakarta. Dalam kegiatan belajar mengajarnya kurikulum sekolah MULO lebih ditekankan pada pelajaran bahasa yang meliputi 4 bahasa yakni, bahasa Belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Selain itu juga diajarkan mata pelajaran matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk pelajaran ekstrakurikuler sekolah diajarkan pelajaran vokasional seperti tata buku, mengetik, stenografi dan sebagainya. Guru-guru yang mengajar di sekolah MULO adalah guru-guru Belanda yang mempunyai ijasah Hoofdacte dengan gelar HA ditambah dengan sertifikat kursus untuk mata pelajaran tertentu. Table Mata Pelajaran di MULO Mata Pelajaran Kelas dan jumlah jam pelajaran I II III Membaca Bahasa Belanda Menulis (Okasional) Berhitung dan Matematika Sejarah (Belanda dan Jajahan) Sejarah (dunia) Geografi Ilmu Alam Bahasa Perancis Bahasa Inggris Bahasa Jerman Menggambar 3 5 8 1 1 3 3 2 4 4 2 3 4 9 1 1 3 3 2 4 3 2 2 4 7 2 1 3 4 4 3 4 2 36 36 36 Sumber: Algemeen Verslag Middelbaar en Lager Onderwijs voor Euroeanen. Kurikulum AMS Sekolah AMS (Algemene Middelbare School) merupakan sekolah lanjutan dari MULO kalau sekarang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah ini didirikan pemerintah kolonial Belanda di tiga tempat, Jakarta, Bandung dan Solo. Siswa-siswa yang masuk AMS difokuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sekolah ini terbagi menjadi dua yakni bagian A dan bagian B. Bagian A lebih mengutamakan mata pelajaran sastra dan sejarah, sedangakn bagian B lebih mengutamakan mata pelajaran matematika dan fisika. Kurikulum AMS terdiri atas kelompok mata pelajaran umum yang terdiri dari bahasa Belanda, bahasa Melayu, bahasa Inggris, Sejarah, geografi, undang-undang Negara, matematika, botani, zoology dan pendidikan jasmani. Untuk kelompok mata pelajaran khusus terdiri atas kelompok pelajaran khusus bagi AMS bagian A dan AMS bagian B. Kelompok mata pelajaran khusus AMS bagian A terdiri dari mata pelajaran bahasa Jawa, arkeologi, etnologi Indonesia, fisika, kimia, menggambar tangan, dan bahasa Jerman. Sedangkan kelompok mata pelajaran khusus untuk AMS bagian B terdiri dari mata peajaran fisika, kimia, matematika, kosmografi, gambar garis, bahasa Jerman dan bahasa Perancis. Kurikulum HBS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar